Wanita Paling Setia

 
Dalam kehidupan, saya selalu bertemu banyak orang, lama berjalan waktu selalu orang-orang yang saya temui hilir mudik berganti. Misal, ketika saya di bangku sekolah, orang-orang yang saya temui hanyalah teman-teman sekolah serta guru-guru. Berlanjut ketika kuliah, pertemanan pun berganti.

Saya sadar bahwa tidak ada yang benar-benar bertahan, semuanya hanya menjadi persinggahan, bisa jadi mungkin nanti istri yang akan mendampingi pun tidak sesetia itu, karena semua sudah ada yang mengatur.

Saya ingin bercerita bulan Maret yang lalu, saya kebetulan sedang ada dinas luar ke Aceh, saya telah mengabari keluarga kalau saya akan dinas ke Aceh yang notabene lokasinya tidak jauh dengan rumah, hanya berkisar 40 km.

Sudah beberapa hari saya dinas, tiba saya jatuh sakit akibat infeksi di pipi sebelah kanan, saya pun dirawat di rumah sakit, sebenarnya saya tidak ingin mengabarkan keluarga tentang kesusahan saya, takut mereka kepikiran saja, namun akhirnya saya telepon kakak saya tentang keadaan saya yang saat itu baru saja masuk rumah sakit. Saya sampaikan untuk tidak khawatir tentang keadaan saya, namun tak lama setelah saya matikan telepon, tiba-tiba telepon berdering, ternyata dari mamak saya, sontak saya bingung, takut beliau khawatir. Beliau mengatakan bahwa akan segera menuju rumah sakit yang berjarak sekitar 40 km dari rumah.

Begitu tiba di rumah sakit, mamak terlihat cemas melihat kondisi pipi saya yang membengkak dan harus dioperasi, namun kemudian semua itu ditutupinya dengan menampakkan raut keceriaan diwajahnya, mungkin beliau tidak ingin saya melihat cemas juga.

Selama 4 hari 3 malam saya dirawat, mamak selalu stand by disamping saya, kadang saya merasa cemas juga jika mamak telat makan, namun mamak selalu bilang "sudah mamak nanti aja makannya", begitu lah kesetiaan yang sangat saya rasakan ketika saya benar-benar dalam kondisi kesehatan terendah.

Kadang saya sengaja minta disuapkan jika makan, atau bahkan saat mamak ketiduran disamping saya, saya memegang tangan mamak dengan erat, mungkin terlihat kekanakan dan manja untuk lelaki seusia saya, tapi bagi saya inilah momen terbaik untuk saya bisa merasakan keeratan yang luar biasa antara ibu dan anak.

Bagaimanapun juga, mamak merupakan inspirasi bagi saya bagaimana memberikan kesetiaan yang mengalir begitu tulus, kesetiaan saya untuk mamak saya belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kesetiaan beliau kepada saya. Begitulah seorang ibu memperlakukan anaknya.

 
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kul ah kembalimu.”(QS. Luqman : 14)

Salah satu pose mamak di museum trick art di Shah Alam, KL




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliner : Mencicipi Holat, Menu ala Raja Tapanuli Selatan

Air Terjun Pulau Mursala : Sensasi Dinginnya Mata Air Bertemu Asinnya Air Laut

Kalau ke Sibolga, Jangan Lewatkan "Mie Tek-Tek Borreg"